:: Kode Kehormatan Pramuka :: posted by elrudiansyah@gmail.com
Kode Kehormatan Pramuka diatur dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 12. Dimana kode kehormatan pramuka merupakan Kode Etik anggota gerakan pramuka dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat sehari-hari yang diterima dengan sukarela serta dihormati demi kehormatan dirinya. Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan. Kode Kehormatan Gerakan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu : 1 Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma 2 Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma 3 Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan Dasadarma 4 Kode Kehormatan Pramuka anggota dewasa terdiri atas Trisatya anggota dewasa dan Dasadarma.
DWI SATYA Aku berjanji akan bersungguh-sungguh : menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut undang-undang. Setiap hari berbuat kebaikan.
DWI DARMA Siaga itu menurut ayah dan ibundanya. Siaga itu berani dan tidak putus asa.
TRI SATYA (Untuk Pramuka Penggalang) Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh : menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negeri Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan Pancasila. menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat. menepati Dasadarma TRI SATYA (Untuk Pramuka Lainnya) Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh : menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negeri Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan Pancasila. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat. menepati Dasadarma
DASADARMA PRAMUKA
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan kesatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, terampil dan gembira 7. Hemat, cermat dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran ,perkataan dan perbuatan
“Lebih baek di bom atom dari pada merdeka kurang dari 100 prosen” , demikianlah tanggapan Panglima Besar Soedirman terhadap Soekarno - Hatta yang lebih memilih jalur perundingan dengan Belanda. Sejarah mencatat bagaimana heroiknya perjuangan gerilya Panglima Besar Soedirman kurang lebih 7 bulan melintasi hutan dan gunung di Jawa Tengah - Jawa Timur.
Setelah Ibu Kota Yogyakarta berhasil direbut kembali, Soeharto diminta oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, untuk menjemput Pangsar Soedirman di Karangmojo yang jalannya sudah dihancurkan, Soeharto menuju ke Karangmojo menggunakan kuda. Pangsar Soedirman akhirnya kembali ke Yogyakarta disambut oleh Pasukan Kehormatan di Alun-alun, yang merupakan upacara penghormatan terakhir kepada Panglima Besar Soedirman sebelum beliau meninggal dunia 29 Januari 1950.
Photo-photo diatas berasal dari buku “Soeharto, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya”. Menghiasi awal-awal halaman buku tersebut.
Pada bulan April 1966, Bung Karno mengangkat May Jend KKO Ali Sadikin sebagai Gubernur baru DKI Jakarta. Waktu itu ia masih berusia 37 tahun. Bang Ali, adalah salah satu gubernur yang paling populer sampai sekarang. Dalam memoarnya, Bang Ali mengatakan salah satu alasan mengapa Bung Karno memilihnya karena Ali Sadikin terkenal sebagai sosok yang keras kepala. Koppeg dalam bahasa Belanda.
9 April 1966. Saat berpulangnya salah seorang bapak bangsa, Sutan Syahrir di Swiss. Walau dalam status tahanan politik, pemerintah yang berkuasa tetap mengijinkan dan menanggung biaya pengobatan di luar negeri selama hampir setahun. Tampak istrinya dan anak anaknya Krya Arsyah ( Buyung ) dan Siti Rabiah Parvati ( Upik ) menunggu jenasah di rumah sakit.
Foto : Buku ” Manusia Dalam Kemelut Sejarah ” LP3ES
………………….Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi/ Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak/Kenang, kenanglah kami/ Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno menjaga Bung Hatta menjaga Bung Sjahrir Kami sekarang mayat/Berikan kami arti/Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian/ Kenang, kenanglah kami/yang tinggal tulang-tulang diliputi debu/Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi ( Chairil Anwar )
Ilustrasi diatas adalah perjalanan dinas para Menteri Menteri Republik ketika meninjau front Jawa Timur. Mereka menunggu kereta di stasiun Mojokerto yang akan membawa kembali ke Jogjakarta. Tak ada uang dinas perjalanan, tak ada ruang tunggu VIP. Dari kiri ke kanan, Mr. Tan Po Goan ( Menteri Negara ), Mr. Amir Syarifuddin ( Menteri Pertahanan ), Agus Yaman ( Badan Penghubung ), Mr.Maria Ulfah ( Menteri Sosial ), Dr.Johannes Leimena ( Menteri Kesehatan ), Mr. Ali Budiardjo ( Sekretaris Negara ), Adnan Kapau Gani ( Menteri Kemakmuran ) dan Sutan Syahrir ( Perdana Menteri )
Dokumentasi perjalanan dari Dr. Gregor Krause, seorang dokter jerman yang ditugaskan di Hindia Belanda pada tahun 1912. Foto diatas bercerita tentang sebuah pasar di Bangli, pedalaman Bali.
Salah satu ciri khas seni budaya Kabupaten Ponorogo Jawa Timur adalah kesenian Reog Ponorogo. Reog, sering diidentikkan dengan dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dari dunia mistis dan kekuatan supranatural. Reog mempertontonkan keperkasaan pembarong dalam mengangkat dadak merak seberat sekitar 50 kilogram dengan kekuatan gigitan gigi sepanjang pertunjukan berlangsung. Instrumen pengiringnya, kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, unik, eksotis serta membangkitkan semangat. Satu group Reog biasanya terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlah kelompok reog berkisar antara 20 hingga 30-an orang, peran utama berada pada tangan warok dan pembarongnya.
Pembarong dengan Dadak Merak elrudiansyah@gmail.com
Seorang pembarong, harus memiliki kekuatan ekstra. Dia harus mempunyai kekuatan rahang yang baik, untuk menahan dengan gigitannya beban “Dadak Merak” yakni sebentuk kepala harimau dihiasi ratusan helai bulu-bulu burung merak setinggi dua meter yang beratnya bisa mencapai 50-an kilogram selama masa pertunjukan. Konon kekuatan gaib sering dipakai pembarong untuk menambah kekuatan ekstra ini, salah satunya dengan cara memakai susuk, di leher pembarong. Untuk menjadi pembarong tidak cukup hanya dengan tubuh yang kuat. Seorang pembarong pun harus dilengkapi dengan sesuatu yang disebut kalangan pembarong dengan wahyu yang diyakini para pembarong sebagai sesuatu yang amat penting dalam hidup mereka. Tanpa diberkati wahyu, tarian yang ditampilkan seorang pembarong tidak akan tampak luwes dan enak untuk ditonton. Namun demikian persepsi misitis pembarong kini digeser dan lebih banyak dilakukan dengan pendekatan rasional. Menurut seorang sesepuh Reog, Mbah Wo Kucing “Reog itu nggak perlu ndadi. Kalau ndadi itu ya namanya bukan reog, itu jathilan. Dalam reog, yang perlu kan keindahannya“.
Legenda Cerita Reog
Reog dimanfaatkan sebagai sarana mengumpulkan massa dan merupakan saluran komunikasi yang efektif bagi penguasa pada waktu itu. Ki Ageng Mirah kemudian membuat cerita legendaris mengenai Kerajaan Bantaranangin yang oleh sebagian besar masyarakat Ponorogo dipercaya sebagai sejarah.Adipati Batorokatong yang beragama Islam juga memanfaatkan barongan ini untuk menyebarkan agama Islam. Nama Singa Barongan kemudian diubah menjadi Reog, yang berasal dari kata Riyoqun, yang berarti khusnul khatimah yang bermakna walaupun sepanjang hidupnya bergelimang dosa, namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa kepada Allah, maka surga jaminannya.Selanjutnya kesenian reog terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Kisah reog terus menyadur cerita ciptaan Ki Ageng Mirah yang diteruskan mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.
Menurut legenda Reog atau Barongan bermula dari kisah Demang Ki Ageng Kutu Suryonggalan yang ingin menyindir Raja Majapahit, Prabu Brawijaya V. Sang Prabu pada waktu itu sering tidak memenuhi kewajibannya karena terlalu dipengaruhi dan dikendalikan oleh sang permaisuri. Oleh karena itu dibuatlah barongan yang terbuat dari kulit macan gembong (harimau Jawa) yang ditunggangi burung merak. Sang prabu dilambangkan sebagai harimau sedangkan merak yang menungganginya melambangkan sang permaisuri. Selain itu agar sindirannya tersebut aman, Ki Ageng melindunginya dengan pasukan terlatih yang diperkuat dengan jajaran para warok yang sakti mandraguna.Di masa kekuasaan Adipati Batorokatong yang memerintah Ponorogo sekitar 500 tahun lalu, reog mulai berkembang menjadi kesenian rakyat. Pendamping Adipati yang bernama Ki Ageng Mirah menggunakan reog untuk mengembangkan kekuasaannya.
Reog mengacu pada beberapa babad, Salah satunya adalah babad Kelana Sewandana. Babad Klana Sewandana yang konon merupakan pakem asli seni pertunjukan reog. Mirip kisah Bandung Bondowoso dalam legenda Lara Jongrang, Babad Klono Sewondono juga berkisah tentang cinta seorang raja, Sewondono dari Kerajaan Jenggala, yang hampir ditolak oleh Dewi Sanggalangit dari Kerajaan Kediri. Sang putri meminta Sewondono untuk memboyong seluruh isi hutan ke istana sebagai mas kawin. Demi memenuhi permintaan sang putri, Sewandono harus mengalahkan penunggu hutan, Singa Barong (dadak merak). Namun hal tersebut tentu saja tidak mudah. Para warok, prajurit, dan patih dari Jenggala pun menjadi korban. Bersenjatakan cemeti pusaka Samandiman, Sewondono turun sendiri ke gelanggang dan mengalahkan Singobarong. Pertunjukan reog digambarkan dengan tarian para prajurit yang tak cuma didominasi para pria tetapi juga wanita, gerak bringasan para warok, serta gagah dan gebyar kostum Sewandana, sang raja pencari cinta.
Versi lain dalam Reog Ponorogo mengambil kisah Panji. Ceritanya berkisar tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani prajurit berkuda dan patihnya yang setia, Pujangganong. Ketika pilihan sang prabu jatuh pada putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Dari situ terciptalah Reog Ponorogo.Huruf-huruf reyog mewakili sebuah huruf depan kata-kata dalam tembang macapat Pocung yang berbunyi: Rasa kidung/ Ingwang sukma adiluhung/ Yang Widhi/ Olah kridaning Gusti/ Gelar gulung kersaning Kang Maha Kuasa. Unsur mistis merupakan kekuatan spiritual yang memberikan nafas pada kesenian Reog Ponorogo.
Warok
Warok sampai sekarang masih mendapat tempat sebagai sesepuh di masyarakatnya. Kedekatannya dengan dunia spiritual sering membuat seorang warok dimintai nasehatnya atas sebagai pegangan spiritual ataupun ketentraman hidup. Seorang warok konon harus menguasai apa yang disebut Reh Kamusankan Sejati, jalan kemanusiaan yang sejati.
Warok dalam pertunjukan Reog Ponorogo elrudiansyah@gmail.com
Warok adalah pasukan yang bersandar pada kebenaran dalam pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dalam cerita kesenian reog. Warok Tua adalah tokoh pengayom, sedangkan Warok Muda adalah warok yang masih dalam taraf menuntut ilmu. Hingga saat ini, Warok dipersepsikan sebagai tokoh yang pemerannya harus memiliki kekuatan gaib tertentu. Bahkan tidak sedikit cerita buruk seputar kehidupan warok. Warok adalah sosok dengan stereotip: memakai kolor, berpakaian hitam-hitam, memiliki kesaktian dan gemblakan.Menurut sesepuh warok, Kasni Gunopati atau yang dikenal Mbah Wo Kucing, warok bukanlah seorang yang takabur karena kekuatan yang dimilikinya. Warok adalah orang yang mempunyai tekad suci, siap memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. “Warok itu berasal dari kata wewarah. Warok adalah wong kang sugih wewarah. Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik”.“Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa” (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).
Syarat menjadi Warok
Warok harus menjalankan laku. “Syaratnya, tubuh harus bersih karena akan diisi. Warok harus bisa mengekang segala hawa nafsu, menahan lapar dan haus, juga tidak bersentuhan dengan perempuan. Persyaratan lainnya, seorang calon warok harus menyediakan seekor ayam jago, kain mori 2,5 meter, tikar pandan, dan selamatan bersama. Setelah itu, calon warok akan ditempa dengan berbagai ilmu kanuragan dan ilmu kebatinan. Setelah dinyatakan menguasai ilmu tersebut, ia lalu dikukuhkan menjadi seorang warok sejati. Ia memperoleh senjata yang disebut kolor wasiat, serupa tali panjang berwarna putih, senjata andalan para warok. Warok sejati pada masa sekarang hanya menjadi legenda yang tersisa. Beberapa kelompok warok di daerah-daerah tertentu masih ada yang memegang teguh budaya mereka dan masih dipandang sebagai seseorang yang dituakan dan disegani, bahkan kadang para pejabat pemerintah selalu meminta restunya.
Gemblakan
Selain segala persyaratan yang harus dijalani oleh para warok tersebut, selanjutnya muncul disebut dengan Gemblakan.Dahulu warok dikenal mempunyai banyak gemblak, yaitu lelaki belasan tahun usia 12-15 tahun berparas tampan dan terawat yang dipelihara sebagai kelangenan, yang kadang lebih disayangi ketimbang istri dan anaknya. Memelihara gemblak adalah tradisi yang telah berakar kuat pada komunitas seniman reog. Bagi seorang warok hal tersebut adalah hal yang wajar dan diterima masyarakat. Konon sesama warok pernah beradu kesaktian untuk memperebutkan seorang gemblak idaman dan selain itu kadang terjadi pinjam meminjam gemblak. Biaya yang dikeluarkan warok untuk seorang gemblak tidak murah. Bila gemblak bersekolah maka warok yang memeliharanya harus membiayai keperluan sekolahnya di samping memberinya makan dan tempat tinggal. Sedangkan jika gemblak tidak bersekolah maka setiap tahun warok memberikannya seekor sapi.Dalam tradisi yang dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam, kesaktian bisa diperoleh bila seorang warok rela tidak berhubungan seksual dengan perempuan. Hal itu konon merupakan sebuah keharusan yang berasal dari perintah sang guru untuk memperoleh kesaktian.
Kewajiban setiap warok untuk memelihara gemblak dipercaya agar bisa mempertahankan kesaktiannya. Selain itu ada kepercayaan kuat di kalangan warok, hubungan intim dengan perempuan biarpun dengan istri sendiri, bisa melunturkan seluruh kesaktian warok. Saling mengasihi, menyayangi dan berusaha menyenangkan merupakan ciri khas hubungan khusus antara gemblak dan waroknya. Praktik gemblakan di kalangan warok, diidentifikasi sebagai praktik homoseksual karena warok tak boleh mengumbar hawa nafsu kepada perempuan.
Saat ini memang sudah terjadi pergeseran dalam hubungannya dengan gemblakan. Di masa sekarang gemblak sulit ditemui. Tradisi memelihara gemblak, kini semakin luntur. Gemblak yang dahulu biasa berperan sebagai penari jatilan (kuda lumping), kini perannya digantikan oleh remaja putri. Padahal dahulu kesenian ini ditampilkan tanpa seorang wanita pun.
Reog di masa sekarang
Seniman Reog Ponorogo lulusan sekolah-sekolah seni turut memberikan sentuhan pada perkembangan tari reog ponorogo. Mahasiswa sekolah seni memperkenalkan estetika seni panggung dan gerakan-gerakan koreografis, maka jadilah reog ponorogo dengan format festival seperti sekarang. Ada alur cerita, urut-urutan siapa yang tampil lebih dulu, yaitu Warok, kemudian jatilan, Bujangganong, Klana Sewandana, barulah Barongan atau Dadak Merak di bagian akhir. Saat salah satu unsur tersebut beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol. Beberapa tahun yang lalu Yayasan Reog Ponorogo memprakarsai berdirinya Paguyuban Reog Nusantara yang anggotanya terdiri atas grup-grup reog dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah ambil bagian dalam Festival Reog Nasional. Reog ponorogo menjadi sangat terbuka akan pengayaan dan perubahan ragam geraknya.
Senja di Pelabuhan Sunda Kalapa (foto: Arie Saksono)
Sejarah kota metropolitan Jakarta bermula di sini…
Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa
Nama Pelabuhan Sunda Kelapa sudah terdengar sejak abad ke-12 masehi. Pada masa itu pelabuhan ini sudah dikenal sebagai pelabuhan lada milik kerajaan Hindu Sunda terakhir di Jawa Barat, Pakuan Pajajaran, yang berpusat di sekitar Kota Bogor sekarang. Para pedagang nusantara kerap singgah di Sunda Kalapa di antaranya berasal dari Palembang, Tanjungpura, Malaka, Makasar dan Madura dan bahkan kapal-kapal asing dari Cina Selatan, Gujarat/ India Selatan, dan Arab sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kemenyan, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan lada dan rempah-rempah yang menjadi komoditas unggulan pada saat itu. Para pelaut Cina menyebut Sunda Kalapa dengan nama Kota Ye-cheng yang berarti kota Kelapa. Hal ini kemungkinan disebabkan banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di sekitar pelabuhan Sunda Kalapa kala itu.
Bangsa Eropa pertama asal Portugis di bawah pimpinan de Alvin tiba pertama kali di Sunda Kelapa dengan armada empat buah kapal pada tahun 1513, sekitar dua tahun setelah menaklukkan kota Malaka. Mereka datang untuk mencari peluang perdagangan rempah-rempah dengan dunia barat. Karena dari Malaka mereka mendengar kabar bahwa Sunda Kalapa merupakan pelabuhan lada yang utama di kawasan ini. Menurut catatan perjalanan Tome Pires pada masa itu Sunda Kalapa merupakan pelabuhan yang sibuk namun diatur dengan baik.
Beberapa tahun kemudian Portugis datang kembali dibawah pimpinan Enrique Leme dengan membawa hadiah bagi Raja Sunda Pajajaran. Mereka diterima dengan baik dan pada tanggal 21 Agustus 1522 ditandatangani perjanjian antara Portugis dan Kerajaan Sunda Pajajaran. Perjanjian diabadikan pada prasasti batu Padrao yang kini dapat dilihat di Museum Nasional. Dengan perjanjian tersebut Portugis berhak membangun pos dagang dan benteng di Sunda Kalapa. Pajajaran berharap Portugis dapat membantu menghadapi serangan kerajaan-kerajaan Islam seperti Demak dan Cirebon seiring dengan menguatnya pengaruh Islam di Pulau Jawa yang mengancam keberadaan kerajaan Hindu Sunda Pajajaran.
Pada tahun 1527 saat armada kapal Portugis kembali di bawah pimpinan Francesco de Sa dengan persiapan untuk membangun benteng di Sunda Kalapa, ternyata gabungan kekuatan Muslim Cirebon dan Demak berjumlah 1.452 prajurit di bawah pimpinan Fatahillah, sudah menguasai Sunda Kelapa. Sehingga pada saat berlabuh Portugis diserang dan berhasil dikalahkan. Atas kemenangannya terhadap Kerajaan Sunda Pajajaran dan Portugis, pada tanggal 22 Juni 1527 Fatahillah mengganti nama kota pelabuhan Sunda Kalapa menjadi Jayakarta yang berarti “kemenangan yang nyata”.
Kedatangan Belanda di Jayakarta
Armada kapal asal Belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtman tiba pertama kali di Sunda Kalapa (Jayakarta) pada 13 November 1596 dengan tujuan yang sama, mencari rempah-rempah. Rempah-rempah pada saat itu menjadi komoditas unggulan di Belanda karena berbagai khasiatnya seperti obat, penghangat badan, dan bahan wangi-wangian.
Para pedagang Belanda (yang kemudian tergabung dalam VOC) pada tahun 1610 mendapat sambutan hangat dari Pangeran Jayawikarta atau Wijayakarta penguasa Jayakarta yang merupakan pengikut Sultan Banten dan membuat perjanjian. Belanda diijinkan membangun gudang dan pos dagang yang terbuat dari kayu di sebelah timur muara sungai Ciliwung.
Suasana di Pelabuhan Sunda Kalapa (foto: Arie Saksono)
Melihat potensi pendapatan yang tinggi dari penjualan rempah-rempah di negara asalnya, VOC mengingkari perjanjian, bangunan gudang yang terbuat dari kayu tersebut dibangun kembali dengan material yang kuat dan mendirikan pos dagang sekaligus benteng di selatan Pelabuhan Sunda Kelapa pada tahun 1613. kemudian pada tahun 1618 Belanda membangun benteng. Benteng ini berfungsi sebagai gudang penyimpanan barang, juga digunakan sebagai benteng perlawanan dari pasukan Inggris yang juga berniat untuk menguasai perdagangan di Nusantara. Benteng tersebut dibangun kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. Pada tahun 1839 di lokasi ini didirikan Menara Syahbandar (Uitkijk atau outlook post) yang berfungsi sebagai kantor pabean, atau pengumpulan pajak dari barang-barang yang diturunkan di pelabuhan. Lokasi menara ini merupakan salah satu sudut bastion Culemborg (benteng) yang tersisa.
Pelabuhan Sunda Kelapa di masa sekarang
Pelabuhan Sunda Kelapa kini merupakan pelabuhan bongkar muat barang, terutama kayu dari Pulau Kalimantan. Di sepanjang pelabuhan berjajar kapal-kapal phinisi atau Bugis Schooner dengan bentuk khas, meruncing pada salah satu ujungnya dan berwarna-warni pada badan kapal. Setiap hari tampak pemandangan para pekerja yang sibuk naik turun kapal untuk bongkar muat.
Pelabuhan Sunda Kelapa terletak di ujung sebelah utara kota Jakarta, di teluk Jakarta, atautepatnya terletak di jalan Baruna Raya No. 2 Jakarta Utara, lebih kurang 8 Km sebelah barat pelabuhan laut Tanjung Priok. Luas area pelabuhan Sunda Kelapa adalah 631.000 m2, sedangkan luas perairannya adalah 12.090.000 m2. Alur pelabuhannya sepanjang 2 mil dan lebar 100 m2 dibatasi dengan beton.
Bongkar muat kayu di Sunda Kalapa (foto: Arie Saksono)
Di samping pelabuhan terdapat pasar ikan yang tetapramai hingga kini. Di depan areal menuju pasar ikan terdapat menara pengawas atau yang dulu dikenal dengan Uitkijk toren. Sekitar 50 meter ke arah barat menara atau terdapat Museum Bahari. Di dalam museum ini dapat disaksikan peralatan asli, replika, gambar-gambar dan foto-foto yang berhubungan dengan dunia bahari di Indonesia, mulai dari zaman kerajaan hingga ekspedisi modern. Museum ini dahulu merupakan bangunan gudang tempat menyimpan barang-barang dagang VOC di abad 17 dan 18, dan tetap dipertahankan kondisi aslinya untuk kegiatan pariwisata. Pada sisi utara museum masih terdapat benteng asli yang menjadi benteng bagian utara. Memasuki Jln. Tongkol di selatan museum, kita akan tiba di lokasi bekas galangan kapal VOC atau dikenal juga dengan VOC Shipyard atau VOC dock. Dahulu kapal-kapal yang rusak diperbaiki di tempat ini. Bangunan panjang dengan jendela-jendela segi tiga di atapnya kini direvitalisasi sebagai restoran dengan tetap mempertahankan arsitektur aslinya.
Kapal kayu Phinisi di Sunda Kalapa (foto: Arie Saksono)
Di sekitar kawasan pelabuhan Sunda Kelapa hingga kini masih terdapat beberapa peninggalan Belanda yaitu gedung-gedung yang berarsitektur indah dan megah yang sekarang ini difungsikan sebagai museum yaitu Museum Bahari, bekas galangan kapal VOC, Museum Fatahillah, Museum Wayang dan lain sebagainya. Sekitar 2 km dari pelabuhan ini terdapat stasiun kereta api Kota atau BEOS (Batavia En OmStreken). Wilayah ini merupakan daerah yang ramai dan padat dengan adanya pusat -pusat pertokoan dan bisnis yang ada di sekitarnya.Karena itu sejak dahulu kala pelabuhan Sunda Kelapa sudah merupakan pelabuhan penting karena merupakan wilayah yang strategis dan dekat dari pusat kota.
Sumber :
Karel Mardijker., “Fatahillah kwam uit Arabie en Stichtte Djakarta”, DJakarta: Kolff Nieuws, Juli 1956
Heuken SJ, Adolf., Historical Sites of Jakarta, Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1982
The political transformation of the Indonesian political system since the downfall of former President Soeharto in May 1998 included the radical overhaul of the role of the regions and the re-definition of the relationship between the centre (national government), and the governmental bodies at provincial and local level. While Indonesian political rhetoric had always supported the right of the regions for otonomi daerah (regional autonomy), the passing of Law No. 22/1999 on Regional Governance, and Law No. 25/1999 on Fiscal Balance Between the Centre and the Regions transformed the concept of decentralization and regional autonomy into reality.
There are 370 municipalities (Kabupaten) and 95 cities (Kota) administration in 33 provinces of Republic of Indonesia. The special territories (daerah istimewa) are Aceh (or Nanggroe Aceh Darussalam) and Yogyakarta. Special territories have more autonomy from the central government than other territories, and as a result they have unique legislative privileges: the Acehnese government has the right to create an independent legal system and instituted a form of sharia (Islamic Law) in 2003; Yogyakarta remains a sultanate whose sultan (currently the wildly popular Sri Sultan Hamengkubuwono X) is the territory’s de facto governor.
The capital city territory is Jakarta. Though Jakarta is a single city, it is administered much as any other Indonesian province. For example, Jakarta has a governor (instead of a mayor), and is divided into several sub-regions with their own administrative systems.
Sumatra (Sumatera) 10 Provinces
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam *
Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Barat
Provinsi Riau
Provinsi Kepulauan Riau
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Bengkulu
Provinsi Jambi
Provinsi Lampung
Provinsi Bangka Belitung
Java (Jawa) 6 Provinces
Provinsi DKI Jakarta *
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi DI Jogjakarta *
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Banten
Bali & Nusa Tenggara (Lesser Sunda Islands) 3 Provinces
Kebudayaan Jawa kuwe ngutamaken keseimbangan, keselarasan karo keserasian, dadi kabeh unsur (urip karo mati, alam karo makhluk urip) kudu harmonis, saling berdampingan, intine kabeh kudu cocog.
Apa-apa sing marakna ora cocog kudu dihindari, angger ana sing bisa ngganggu keseimbangan kuwe kudu cepet digenahna ben kabeh mbalik harmoni maning, mbalik cocog maning.
Umum sing cokan ngganggu keseimbangan kuwe yakuwe polah menungsane, mbuh polah menungsa karo menungsa utawa menungsa karo alam. Angger polah menungsa karo alam, sing nggenahna maning umume dipimpin utawa dadi tanggungjawab pimpinan masyarakat.
Sing angel nang kebudayaan Jawa yakuwe angger keseimbangan kuwe diganggu polah menungsa karo menungsa sing umum nimbulaken konflik (harmoni keganggu). Sing jenenge ora cocog utawa ora seneng tuli umum ning merga arep ngindari konflik, umume rasa ora cocog kuwe dipendem.
Kelas Sosial
Nang masyarakat Jawa umume ana golongan-golongan sosiale, misal: golongan Priyayi karo rakyat biasa. Ana maning golongan Santri karo golongan Abangan. Kuwe juga keton sekang basa. Nang basa Jawa ana kelas utawa tingkatan-tingkatan sing bisa nggambaraken status sosial penuture.
Loro sing terakhir mung dituturaken nang lingkungan keluarga Kraton.
Kejawen
Kejawen yakuwe kepercayaan sing urip nang suku Jawa. Kejawen kiye dasare sekang kepercayaan Animisme sing dipengaruih ajaran Hindu karo Budha. Mulane suku Jawa umum dianggep sebagai suku sing duwe kemampuan nglakoni sinkretisme kepercayaan, kabeh budaya liye diserap lan ditafsiraken miturut nilai-nilai Jawa.
P3K secara harfiah merupakan tindakan yang dapat diberikan / dilakukan oleh orang yang terlatih atau memahami tentang seluk-beluk anatomi-kesehatan dasar. Kemampuan dasar ini dapat diperoleh melalui pendidikan umum formal, pelatihan ataupun pengalaman.
Pertolongan pertama mempunyai makna tindakan yang pertama sebelum korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik, sehingga tujuan dari P3K sesungguhnya adalah: mencegah agar cedera yang timbul tidak lebih parah, menghentikan perdarahan, mencegah nyeri dan menjamin fungsi saluran napas, sehingga korban dapat terselamatkan dari bahaya maut semaksimal mungkin. Ada juga korban tidak hanya mengalami trauma sejenis, tetapi juga kompleks sehingga penolongpun diharuskan untuk mampu memberikan pertolongan sekaligus ataun sesuai prioritas yang mengancam nyawa.
Dalam kesempatan ini akan dibahas P3K secara praktis pada kasus-kasus darurat yang sering kita amati dan alami di sekitar kita.
II. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KASUS TENGGELAM
Kasus tenggelam merupakan kasus yang sering terjadi pada wilayah perairan seperti di Indonesia, terutama daerah sungai atau pantai. Perlu diketahui adanya perbedaan media air sebagai sumber persoalan; air asin atau air tawar. Tetapi pada prinsipnya dalam P3K kasus tenggelam adalah sesegera mungkin mengangkat korban tenggelam ke permukaan air atau daratan. Hal ini tentu akan dilakukan oleh orang yang sangat terlatih dalam hal berenang, sehingga penolongpun tidak menjadi korban berikutnya. Setelah korban tenggelam ini dapat di keluarkan dari air maka mengusahakan untuk membebaskan fungsi pernapasan; dan mengeluarkan air yang sudah terminum dengan cara merangsang terjadinya refleks muntah (bagi pasien sadar), sedangkan bagi korban tak sadar/ koma kita harus menghindari terjadinya aspirasi( masuknya air dalam saluran napas) serta sesegera mungkin dibawa ke fasilitas kesehatan yang memadai. Kegawatan pada korban tenggelam adalah terjadinya kegagalan fungsi pernapasan akibat masuknya cairan(air tawar/ asin) ke dalam jaringan paru yang dapat menyebabkan gangguan fungsi respirasi. Semakin cepat diketahui/ ditolong korban tenggelam maka semakin lebih baik dan mudah untuk penanganan selanjutnya.
III. PERTOLONGAN PADA LUKA BAKAR
Terpenting dalam pertolongan pertama pada luka bakar adalah segera membebaskan korban dari sumber luka bakar kemudian mengatasi nyeri. Terbakarnya permukaan tubuh membuat sensasi nyeri yang sangat hebat, terutama pada luka bakar yang tidak terlalu dalam, sehingga syaraf-syaraf nyeri banyak mengalami rangsangan. Selain itu juga perlu mendapat perhatian sumber penyebab luka bakar itu apa? Api dan air/ uap panas sangat berbeda, begitu juga dengan lokasi tubuh yang terbakar. Sangat berbahaya adalah mengirup uap panas, hal ini akan segera menyebabkan udema jaringan saluran napas, sehingga terjadi obstruksi saluran napas.
Mengurangi perasaan nyeri yang paling ideal adalah air bersih yang dingin. Seringkali terjadi kesalahan dalam penanganan luka bakar pada tahapan ini. Penggunaan bahan selain air bersih merupakan hal yang sangat tidak menguntungkan bagi korban, karena selain air yang bersih dapat menyebabkan semakin kotornya permukaan luka, mempersulit pembersihannya pada saatnya nanti dan dapat menambah rangsangan nyeri itu sendiri. Kalau memungkinkan berikanlah siraman air mengalir.
IV. PERTOLONGAN PERTAMA PADA GIGITAN BINATANG
Sebagai pedoman dasar pada setiap luka gigitan, maka yang utama dilakukan adalah mengeluarkan racun yang sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan menekan sekitar luka sehingga darah yang sudah tercemar sebagian besar dapat dikeluarkan dari luka tersebut. Seringkali luka yang ditimbulkan tidak sampai mengeluarkan darah, seyogyanya luka tersebut diperlebar secukupnya sampai penolong dapat mengeluarkan darah yang tercemar itu. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini dapat membahayakan bagi pengisapnya, apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di bagian mukosa mulutnya. Sambil menekan agar racunnya keluar juga dapat dilakukan pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari gigitan, ini bertujuan untuk mencegah semakin tersebarnya racun ke dalam tubuh yang lain. Selanjutnya segera mungkin dibawa ke pusat kesehatan yang lebih maju untuk perawatan lanjut.
V. PERTOLONGAN PERTAMA PADA PATAH TULANG
Dalam penanganan patah tulang (fraktur) yang penting diperhatikan adalah ; mencegah komplikasi lebih parah, mencegah perdarahan, mencegah infeksi. Secara teoritis patah tulang dibagi menjadi 2; patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup. Penanganan pertama pada patah tulang secara prinsipil adalah menghindari gerakan-gerakan/gesekan-gesekan pada bagian yang patah. Tindakan ini dapat dilakukan pembidaian/ pasang spalk dengan menggunakan kayu atau benda yang dapat menahan agar kedua fraksi yang patah tidak saling bergesekan. Selain itu, khusus pada patah tulang terbuka, maka penolong juga mencegah agar luka tersebut tidak terkontaminasi dengan kotoran/ infeksi. Pada patah tulang vertebra, yang perlu diperhatikan adalah saat pengangkatan korban harus dalam keadaan vertebranya lurus, artinya korban harus diletakkan pada alas kasur yang keras, untuk menghindari cedera saraf pada vertebra. Patah tulang vertebra termasuk yang sangat gawat apabila daerah frakturnya sekitar leher, karena dapat menyebabkan kelumpuhan total pada seluruh anggota badan. Fraktur pada tulang tengkorak dapat menyebabkan kematian mendadak, sehingga seringkali pertolongan pertamapun tidak sempat dilakukan.
VI. KOMPLEKSITAS PADA PERTOLONGAN PERTAMA
Tidak jarang terjadi korban kecelakaan dengan multiple injury, sehingga mempersulit bagi penolong. Pada keadaan demikian ini berlaku “ skala prioritas”. Terpenting adalah menjaga system saluran pernapasan dan detak jantung berfungsi dengan baik, sehingga kita masih dapat menyelamatkan nyawa korban. Pada kecelakaan massal seperti kecelakaan pesawat terbang, tanah longsor, kebanjiran dan sebagainya maka dikenal adanya “Samaritan law”, yaitu penolong berhak menilai korban yang masih layak untuk ditolong dengan kemungkinan harapan hidup masih tinggi, setelah meraka teratasi, barulah korban-korban yang berikutnya. Hal ini tergantung juga dari jumlah personil penolong.
Setiap usaha pertolongan berarti diawali dengan niat yang baik, sehingga untuk menghasilkan hasil yang baik diperlukan ketrampilan serta pengetahuan yang cukup agar tidak terjadi kesalahan dalam bertindak. Tidak jarang di Emergency suatu Rumah Sakit tertentu para korban yang sudah kita tolong justru sudah meninggal, hal ini berarti kita tidak berhasil. Paling tidak usaha kita sudah maksimal disertai dengan kecermatan saat-saat kita menolong korban, tetapi tidak juga berhasil maka bukan berarti kita gagal, tetapi memang proses perjalanan kehidupan sudah sampai waktunya.
Singkirkan Ketakutan
posted by elrudiansyah@gmail.com
Jalan keberhasilan ini adalah milik anda. Pada saat anda menyadari bahwa anda bertanggungjawab penuh atas segala sesuatunya, dan anda tak menemukan alasan apa pun untuk menyalahkan orang lain, disaat itulah anda menemukan jalan anda sendiri. Disaat itulah anda menyadari kebebasan dan hilangnya ketakutan. Hanya anda yang mampu memikul hidup anda, bukan orang lain.
Bila anda menganggap hidup adalah suatu tugas, tunaikanlah. Bila anda menganggap hidup adalah beban, pikullah. Bila anda menganggap hidup adalah harta karun yang tak terhingga, berbagilah. Kerjakan yang terbaik dari diri anda. Tujuan hidup akan anda temukan di saat anda menjalani perjalanan anda. Dan yang terpenting, anda takkan menemukan apa-apa bila diam tak melakukan sesuatu pun.
Note : Ini sedikit Catatan toek smua
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih, karena itu berarti kamu telah membuat suatu perbedaan...
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik ...
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa yang surut .
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
Macam simpul dan kegunaannya
1.Simpul ujung tali
Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2.Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3.Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
4.Simpul anyam berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5.Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6.Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7.Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8.Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9.Simpul laso
Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini
Macam Ikatan dan Kegunaannya
1.Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga
digunakan untuk memulai suatu ikatan.
2.Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya
untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
3.Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4.Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5.Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang padasuatu tiang, kemudian mudah untuk
membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
6.Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7.Ikatan palang
8.Ikatan canggah
9.Ikatan silang
10.Ikatan khaki tiga
Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.
Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh tiap anggota Gerakan Pramuka yang dicita-citakan oleh Gerakan Pramuka. Lambang Gerakan Pramuka Indonesia ditemukan oleh (alm)Bapak Soenardjo Atmodipurwo seorang Pembina pramuka yang aktif bekerja sebagai pegawai tinggi Departemen Pertanian.
Lambang Gerakan Pramuka mulai digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 pada saat panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.
Bentuk lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (silhoulte) tunas kelapa. Arti kiasan dari Lambang Gerakan Pramuka ialah :
a. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan CIKAL dan istilah CIKAL BAKAL di Indonesia berarti : “Penduduk asli pertama yang menurunkan generasi baru”. Jadi lambang buah nyiur tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelansungan hidup bangsa Indonesia.
b. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimana pun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah seorang rohaniah dan jasmaniah yang sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapai segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi kepada tanah air dan bangsa.
c. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan bagaimana pun juga.
d. Nyiur tumbuh menjulang tinggi keatas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang lurus, yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak tiada mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
e. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat didalam tanah, jadi lambang itu mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai untuk memperkuat diri guna
mencapai cita-citanya.
f. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya pada tanah air, bangsa dan negara KesatuanRI serta kepada umat manusia.
Lambang Gerakan Pramuka digunakan antara lain pada panji, bendera, stempel, papan nama Gudep atau Kwartir dan lain-lain. Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingat dan menamakan pada setiap anggota Gerakan Pramuka agar memiliki sifat dan keadaan seperti arti kiasan Lambang Gerakan Pramuka.
KIASAN DASAR GERAKAN PRAMUKA
Kiasan dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan atau gambaran sesuatu yang disanjung dan didambakan sehingga dengan dasar ini orang dapat mengenang sesuatu yang indah, membanggakan dan memuaskan sehingga orang tersebut mau untuk meniru atau mencontoh hal-hal yang baik dari sesuatu yang dikenangnya itu.
Yang menjadi kiasan dasar gerakan pramuka adalah “Romantika perjuangan besar bangsa Indonesia “. Oleh karena itu nama kiasan ini mengambil hal-hal yang ada hubungannya dengan perjuangan bangsa Indonesia baik pada masa lalu maupun sekarang.
“Romantika Perjuangan Bangsa Indonesia” :
“Kebesaran Bangsa Indonesia dimulai sejak kerajaan Syailendra Sriwijaya dan negara-negara Keprabuan majapahit. Dengan runtuhnya Majapahit, Indonesia dijajah berganti-ganti oleh bangsa-bangsa asing. Sebagian dari pada penderitaan yang disebabkan oleh penjajah itu, maka terjadilah pergolakan-pergolakan untuk merebut kembali kemerdekaan. Pemberontakan-pemberontakan itu dipimpin oleh pahlawan Nasional maupun Daerah. Karena perjuangan itu masih bersifat lokal, sendiri-sendiri dan belum ada persatuan maka segala perjuangan yang dilakukan tidak menghasilkan apa-apa. Pada tanggal 21 mei 1908 adalah dimulainya perjuangan baru, perjuangan kemerdekaan menSIAGAkan rakyat. Maka masa itu
dapat kita namakan dengan masa SIAGA. Pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan sumpah pemuda diletakkan dasar PENGGALANGan persatuan dan kesatuan.
Maka ini dapat kita namakan masa PENGGALANG. Pada tanggal 17 Agustus 1945 diTEGAKkanlah negara kesatuan RI. Masa ini kita namakan dengan masa PENEGAK. Perjuangan selanjutnya adalah mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, baik pembangunan mental maupun pembangunan fisik. Oleh karena itu kita memerlukan pemimpin-pemimpin yang jujur dan bertanggung jawab. Kemudian segeralah kita mulai dengan pembangunan-pembangunan yang membutuhkan bantuan kesadaran yang tinggi dan penataan yang baik, kita cari RAMUan dari sana-sini, kita RAKIT dan akhirnya kita TERAPkan, didalam praktek untuk melaksanakan usaha itu, maka dibutuhkan BANTARA-BANTARA (ajudan, pengawas, kader) pembangunan yang kuat, baik, terampil yang sanggup dan mampu meLAKSANAkan pembangunan bangsa dan negara serta memanDEGAninya (mengelola)”.
Dan kiasan dasar diatas kata-kata yang penting dalam urutan perjuangan bangsa Indonesia sejak masa lampau sampai sekarang. Dipergunakan dalam istilahistilah Gerakan Pramuka yaitu :
1. Siaga, untuk anggota Pramuka usia 7-10 tahun
2. Penggalang, untuk anggota Pramuka usia 11-15 tahun
3. Penegak, untuk anggota Pramuka usia 16-20 tahun
4. Pandega, untuk anggota Pramuka usia 21-25 tahun
Dari kiasan dasar diatas juga kita dapat mengambil istilah-istilah :
• Barung artinya tempat penjaga ramuan bangunan
• Perindukan artinya tempat dimana anak cucu berkumpul
• Regu artinya gardu untuk meronda
• Pasukan artinya tempat suku berkumpul
• Sangga artinya rumah kecil untuk orang-orang yang diberi tanggung jawab menggarap sawah dan ladang
• Racana artinya pondasi, alastiang
• Gugus Depan artinya kombinasi satuan-satuan yang bertugas didepan yang lansung menghadapi tantangan.
PRINSIP DASAR METODIK PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN (PDMPK)
Prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakan dengan gerakan pendidikan lainnya. Bodden Powell sebagai penemu pendidikan kepramukaan telah menyusun prinsip–prinsip dasar pendidikan kepramukaan dan menggunakannya untuk membina generasi muda dalam pendidikan kepramukaan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari–hari. Prinsip dasar metodik kepramukaan itu harus diterapkan secara keseluruhan. Bila sebagian dari prinsip dasar itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepramukaan. Prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang diciptakan Bodden
Powell itu tertulis dalam Anggaran Dasar Kepramukaan sedunia, bab 4 sebagai
berikut :
1. Kewajiban terhadap tuhan dan agama Setia kepada negara
2. Persahabatan dan persaudaraan sedunia
3. Menolong sesama hidup
4. Satya dan Darma Pramuka
5. Kesukarelaan
6. Non politik
7. Metode latihan yang unik bagi anak dan pemuda, dalam bentuk
kegiatan yang diarahkan untuk menyiapkan mereka menjadi anggota
masyarakat yang bertanggung jawab, atas dasar :
a. Sistem beregu
b. Sistem tanda kecakapan
c. Kegiatan dialam terbuka
Seminar kepanduan Indonesia di Tugu, Jawa Barat pada tanggal 21 s.d 24 Januari 1957 telah menyimpulkan dan merumuskan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan Nasional Indonesia.
Dalam Anggaran Dasar pramuka dinyatakan bahwa prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan itu ialah:
1. prinsip kesukarelaan
2. prinsip kode kehormatan, dalam bentuk janji dan moral.
3. sistem beregu
4. sistem satuan terpisah untuk anggota putra dan putri
5. sistem tanda kecakapan
6. kegiatan yang menarik yang mengandung pendidikan
7. penyesuaian dengan perkembangan rohani dan jasmani
8. keprasahajaan hidup
9. swadaya
Pendidikan kepramukaan juga dilandasi dengan :
1. pendidikan yang berpusat pada Tuhan yaitu bahwa kegiatannya merupakan pelaksanaan kewajiban terhadap tuhan, sesuai dengan agamanya masing – masing.
2. pendidikan yang berpusat pada anak dan pemuda, yaitu bahwa kegiatannya dilakukan atas prakarsa mereka sendiri, dari, dan untuk mereka sendiri serta oleh mereka pula meskipun tetap dibawah tanggungjawab orang dewasa
3. pendidikan yang berpusat pada masyarakat yaitu bahwa kegiatannya disesuaikan dengan keadaan kemampuan, harapan dan kebutuhan masyarakat.
Sejarah Pramuka internasional
posted by boengamerekah @ 00:20
A. Sejarah Hidup Lord Bodden Powell
Pencetus berdirinya Gerakan Pramuka sedunia adalah Lord Bodden Powell. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 Februari 1857 di London, Inggris. Nama sesungguhnya ialah Robert Stepenshon Smyth. Ayahnya adalah seorang Profesor Geometri di Universitas Oxford bernama Boden Powell yang meninggal ketika Stepenshon masih kecil.
Lahirnya pendidikan Gerakan Pramuka diilhami oleh pengalamanpengalaman semasa hidupnya diantaranya adalah :
a. Ditinggal ayahnya sejak kecil dan mendapat pembinaan watak dari ibunya.
b. Latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olahraga dan lain lainnya didapat dari kakak-kakaknya.
c. Boden Powell sangat disenangi teman-temannya karena selalu gembira, lucu, cerdas, suka bermain musik, bersandiwara, mengarang dan menggambar.
d. Pengalaman di India sebagai Letnan Ass (pembantu Letnan) pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang. Dan ditemukan di puncak gunung, serta keberhasilan melatih panca indra kepada Kimball O’Hara.
e. Pengalaman terkepung Bangsa Boer di Kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan.
f. Pengalaman mengalahkan Kerajaaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.
Semua pengalaman hidupnya ditulis dalam sebuah buku yang berjudul ‘Aids to Scouting’. Buku ini sebenarnya berisikan petunjuk petunjuk kepada tentara muda inggris agar dapat melakukan tugas penyelidikan dengan baik. Buku ini sangat menarik bukan hanya bagi para pemuda bahkan juga orang dewasa.
Seorang pemimpin Boys Brigade di Inggris yang bernama tuan William Smyth meminta beliau untuk melatih anggotanya sesuai dengan cerita-cerita pengalaman beliau yang terdapat dalam buku ‘Aids to Scouting’. Akhirnya dipanggillah 21 pemuda dari Boys Brigade dari berbagai wilayah negeri Inggris untuk diajak berkemah dan berlatih di pulau Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari. Pada tahun 1901 beliau meminta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jendral. Pada tahun 1929, beliau mendapat titel Lord dari Raja George. Beliau menikah dengan Olave St Clair Soames dan dianugrahi 3 orang anak. Beliau meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
B. Tahun-tahun Penting Dalam Sejarah Kepramukaan Dunia
a. Awal tahun 1908 Bodden Powell menulis pengalamannya dalam sebuah buku yang berjudul ‘Scouting For Boys’, buku ini sebagai pembungkus acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Pada mulanya latihan ini ditujukan kepada anak laki-laki usia penggalang yang disebut Boys Scout. Tetapi kemudian atas bantuan Agnes adik perempuannya didirikan sebuah organisasi kepramukaan putri yang diberi nama Girl Guides yang kemudian dilanjutkan oleh Nyonya Boden Powell.
b. Tahun 1914 Bodel Powell mulai menulis petunjuk untuk kursus pembina Pramuka. Rencana ini baru dapat dilaksanakan pada tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F.de Bois Macleren, Boden Powell mendapat sebidang tanah di Chingford, yang digunakan sebagai tempat pendidikan pembina Pramuka. Tempat ini terkenal dengan nama GillwelPark.
c. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga yang disebut CUB (Anak Serigala) dengan buku The Jungle Book, berisi tentang cerita Mowgli anak didikan rimba (anak yang dipelihara di hutan oleh induk serigala) karangan Rudy Kipling sebagai cerita pembungkus kegitan CUB tersebut.
d. Tahun 1918 Boden Powell membentuk Rover Scout (Pramuka usia penegak).
e. Tahun 1920 diselenggarakan Jambore se-Dunia yang pertama di Arena Olympia, London. Boden Powell telah mengundang pramuka dari 27 negara yang pada saat itu Boden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia.
f. Tahun 1922 Boden Powell menerbitkan buku ‘Rovering to Success’ (Mengembara menuju bahagia), yang berisi petunjuk bagi pramuka penegak dalam menghadapi hidupnya.
g. Pada tahun 1920 dibentuk dewan internasional dengan 9 orang anggota dan biro sekretariatnya berada di London, Inggris.
h. Pada tahun 1958 Biro Kepramukaan se Dunia (putra) dipindahkan dari London ke Ottawa di Kanada.
i. Tanggal 1 Mei 1968 Biro Kepramukaan se Dunia (putra) dipindahkan lagi ke Genewa, Swiss. Sejak tahun 1920 sampai 1965 kepala Biro Kepramukaan se Dunia ini dipegang berturut-turut oleh Hubert Martin (Inggris), Kol J.S. Wilson (Inggris), Mayjen D.C Spry (Canada). Tahun 1965 DC Spray diganti oleh R.T Lund dan sejak 1968 sampai sekarang dipegang oleh DR. Lasza Nagy sebagai sekjen. Biro Kepramukaan sedunia (putra) hanya mempunyai 40 orang tenaga staf yang ada di Genewa dan di 5 kantor kawasan, yaitu di Costa Rica, Mesir, Philipine, Swiss dan Nigeria. Biro Kepramukaan sedunia putri sampai sekarang tetap berada di London dan juga mempunyai kantor di 5 kawasan yaitu Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Sejarah Kepramukaan Indonesia
posted by boengamerekah @ 00:14
Gagasan Boden Powell mendirikan wadah pendidikan untuk anak-anak diluar sekolah sebelumnya hanya dilaksanakan di inggris, karena sangat menarikakhirnya dilaksanakan juga dinegara-negara lain. Diantaranya adalah di Nederland,negeri Belanda dengan nama Padvinder Padvinderij. Oleh orang belanda gagasanBoden Powell ini dibawa ke negeri-negeri jajahannya. Karena pada waktu itunegara Indonesia sedang dijajah oleh Belanda mereka pun di Indonesia mendirikanorganisasi yang bernama NIPV (Nenderland Indische Padvinders Vereniging) atau Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda.
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional Indonesia gagasan Boden Powel ini dimanfaatkan. Maka dibentuklah organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia yang baik, yaitu menjadi kader pergerakan nasional. Organisasi-organisasi kepanduan yang didirikan oleh pemimpin pergerakan nasional Indoensia antara lain :
A. JPO (Javaanse Padvinders Organizatie)
B. JJP (Jong Java Padvindery)
C. NATIJP (Nationale Islamitiche Padvindery)
D. SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery)
E. HW (Hisbul Wathon)
Melihat banyaknya kelahiran organisasi kepanduan ini pemerintah Belanda merasa prihatin dan takut. Akhirnya pemerintah Belanda melarang kepada organisasi-organisasi kepanduan untuk menggunakan istilah Padvindery. Maka oleh K.H Agus Salim istilah Padvinder dan Padvinderij diganti dengan istilah Kepanduan.
Dengan meningkatnya kesadaran Nasional pada tahun 1930 para tokoh pergerakan nasional mulai mempersatukan gerakan kepanduan yang ada diIndonesia, yaitu dengan adanya INPO (Indonesische Padvinders Organizatie), PK(Pandu Kesultanan) dan PPS (Pandu Pemuda Sumatera) berdiri menjadi satu organisasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Pada tahun 1931 dibentuk satu federasi yang dinamakan PAPI (Persatuan Antar Pandu-pandu Indonesia).
Pada tahun 1938 PAPI berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia). Pada masa penjajahan Jepang organisasi kepanduan indonesia dilarang
adanya. Tokoh-tokoh pandu banyak yang masuk dalam organisasi Sainendan,
Keibodan dan PETA.
Sesudah proklamasi kemerdekaan indoneisa diwaktu berkobarnya perang kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan yakni Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo, sebagai satusatunya organisasi kepanduan di wilayah negara RI. Setelah pengakuan kedaulatan maka di dalam alam liberal terbukalah kesempatan bagi siapapun untuk membentuk organisasi kepanduan. Berdirilah bermacam-macam kepanduan Indonesia seperti : HW, SIAP, KBI, Pandu Islam Indonesia dan lain-lain.
Menjelang tahun 1961 kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 organisasi kepanduan, suatu keadaan yang terasa sangat lemah, meskipun sebagaian daripada organisasi itu terhimpun dalam 3 federasi organisasi kepanduan yaitu satu federasi kepanduan putra dan dua federasi kepanduan putri yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, dibentuk 13 September 1951), POFFINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putra Indonesia,, dibentuk 1945), dan PKPI (Perserikatan Kepanduan Putri Indonesia). Tahun 1955 IPINDO berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional 1 di Pasar Minggu, Jakarta.
Mengalami kelemahan itu, maka ketiga federasi tersebut melebur diri menjadi satu federasi yang diberi nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia) akan tetapi hanya kira-kira 60 buah saja dari 100 lebih organisasi kepanduan itu yang ikut dalam federasi PERKINDO dan jumlah keseluruhan lebih kurang hanya 500.000 orang. Lagi pula didalam federasi itu sebagian dari 60 organisasi-organisasi PERKINDO terutama yang berada dibawah organisasi politik da organisasi massa satu dengan yang lainnya saling berhadapan. Inilah yang membuat Gerakan Kepanduan Indonesia menjadi lemah. Oleh Perkindo dibentuklah suatu panitia untuk memikirkan suatu jalan keluar. Panitia ini menyimpulkan bahwa selain lemah terpecah-pecah, gerakan kepanduan Indonesia itu lemah karena terpaku dalam cengkraman gaya lama yang tradisionil dari kepanduan Inggris yang tidak sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Maka ketika itu kepanduan kurang memperoleh tanggapan dari masyarakat Indonesia.
Kepanduan hanya berjalan di Kota-kota besar saja, itupun hanya terdapat pada lingkungan orang-orang yang sedikit banyak sudah berpindidikan barat. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia dipergunakan oleh pihak komunis sebagai alasan untuk memaksa gerakan kepanduan di Indonesia menjadi gerakan pioner muda seperti yang terdapat dalam negara-negara komunis.
Akan tetapi perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana menteri Juanda maka perjuangan mereka menghasilkan keputusan presiden Republik Indonesia No 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 mei 1961 ditandatangani oleh Ir Juanda sebagai penjabat Presiden RI. Pada waktu itu presiden sedang pergi ke Jepang. Gerakan pramuka adalah suatu perkumpulan yang berstatus nongovermental (bukan badan pemerintah) dan yang berbentuk kesatuan. Gerakan Pramuka diselenggarakan menurut jalan demokrasi dengan pengurusnya dipilih di dalam musyawarah. Semua organisasi-organisasi kepanduan kecuali yang
diselenggarakan oleh komunis melebur diri dalam Gerakan Pramuka.
Didalam Kepres No 238 th 1961 diatas, Gerakan Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan diwilayah RI yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda Indonesia. Organisasi-organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan Gerakan Pramuka dilarang adanya.